Thursday, June 24, 2010

Martyrs

Martyrs, they did not finish to be alive...

(2008, Canal Horizons, Pascal Laugier. Morjana Alaoui, Mylene Jampanoi, Catherine Begin. Slasher thriller 99 min)

Martyrs adalah film dengan rasio 1 : 10. Bukan perbandingan pixel seperti 16 : 9 tapi. For every 10 minutes of torture, there’s only one minute of rest. Makanya 1:10. Mungkin terasa lebay, tapi memang rasanya kalo disiksa itu terasa lama, dan ketika istirahat, terasanya sangat sebentar. Relative.

Martyrs bercerita tentang penyiksaan. Seorang gadis kecil yang disiksa berhasil melepaskan diri dari tempat penyiksaan dengan menyisakan luka batin yang amat dalam. Lucie (Mylene Jampanoi) mengalami trauma akannya dan sering didatangi makhluk menyeramkan yang ingin menyerangnya. Bersama Anna (Morjana Alaoui), Lucie dibesarkan di orphanage dan diberikan hidup yang normal. Ketika dewasa, Lucie membalas dendam kepada keluarga yang katanya menyiksa dia waktu kecil dan minta bantuan kepada Anna. Setelah itu, ia menemukan misteri dibalik penyiksaan-penyiksaan yang ia lalui.

Inti film ini adalah torture, penyiksaan. Tapi mungkin Martyrs adalah salah satu dari sekian banyak film thiller yang membawa sebab-akibat yang jelas di awal dan di akhir. Sadistis dan gila, memang. Namun setelah dipikir-pikir melalui akal sehat, semuanya akan mulai masuk akal.

Thrill di film ini dimulai sejak 10 menit pertama film ini dimulai. Tidak menggunakan terlalu banyak introduksi dan karakter, dan tidak banyak basa-basi. Banyak sekali darah tertumpah di film ini sejak awal. Banyak juga bagian dalam tubuh yang terekspos mulai kulit sampai dalamnya.

Film ini sangatlah memuakkan bagi yang tidak kuat darah, namun mungkin untuk beberapa orang yang cukup psycho, memiliki sedikit kelainan kejiwaan, film ini sangatlah enjoyable. Untuk pecinta serial Saw mungkin.

Alur filmnya cukup membingungkan, meski kita bisa membedakan yang mana ketika sedang flashback dan mana yang bukan. Meski memberikan fakta-fakta menarik tentang masa lalu Lucie, terkadang flashbacknya cukup tidak jelas apa bentukannya.

Soal pemain, mungkin penghargaan akan gue kasih buat pemain Lucie dan Anna. Mereka berdua memainkan kedua peran ini dengan sangat bagus. Teriakan demi teriakan, sayatan demi sayatan, derita demi derita, sangat gue terima dalam-dalam. Apalagi ketika pisau dan dinding menghujam tubuhnya. Apalagi ketika ia melakukannya sendiri.

Mungkin sedikit keanehan terletak pada inti filmnya. Inti cerita martyrs hanya terletak pada 30 menit terakhir saja. Satu jam di awal lebih banyak pada penyiksaan dan penyiksaan saja. Namun hebatnya, semuanya terungkap dalam 30 menit itu. Resolusi demi resolusi tercapai sampai klimaksnya terjadi di ending.

Secara keseluruhan, martyrs sangat patut ditonton untuk pecinta darah dan penyiksaan. Memberikan thrill dan knowledge yang berbeda dari film-film thriller lainnya dari psikopat ataupun pembalasan dendam. It got my own 8 out of 10!

Nampaknya saja juga termasuk psikopat yang suka film seperti ini

No comments:

Post a Comment