Thursday, June 17, 2010

Karate Kid

The Karate Kid, prepare to learn what you’d never expected...

(2010, Christopher Murphey, Robert Mark Kamen. Jaden Smith, Jackie Chan, Zhenwei Wang, Wenwen Han. Action Drama 140 min)

The Karate Kid (atau ketika nonton filmnya akan sangat lebih cocok dengan kungfu kid) adalah film remake dari film dengan judul sama di era 80-an. Awalnya mengira film ini akan sangat sarat komedi dan penuh dengan kebodohan seperti karate kid jaman dulu. Memang, banyak komedinya. Tapi tak disangka tak dinyana, jauh lebih banyak adegan action dan dramanya ketimbang komedi seperti karate kid jaman dulu.

Film ini bercerita tentang Dre Parker (Jaden Smith), bocah kulit hitam yang pindah ke China bersama ibunya dan mengalami homesick dan tidak ingin tinggal di China. Bersamaan dengan kesialan demi kesialan yang terjadi pada kehidupannya di China, Dre bertemu dengan maintenance man Mr. Han (Jackie Chan). Selain bertemu teman baru, Mei Ying (Wenwen Han), Dre juga bertemu dengan musuh baru, Cheng (Zhenwei Wang), seorang bully di sekolahnya. Cerita dari film ini simpel, mudah dimengerti. Tanpa twist-twist tak disangka, namun adegan yang membuat penonton biasanya tetap menganga.

Adegan laga dalam film ini sangat powerful. Mungkin dibandingkan menonton Tekken yang dari berbagai review orang mengecewakan, mixture antara gerakan kungfu timur dengan anak kecil dari barat cukup memukau. Apalagi efek ideologi Jackie Chan yang mempermudah mengerti tentang film ini. Sayangnya adegan laga terbaik menurut gue bukanlah adegan laga dari Dre, meski memang sungguh magnificent. Tapi adegan laga saat Jackie Chan pertama kali, benar-benar karakterisasi film Jackie chan, dan hanya satu kali dalam film.

Soal akting, aktor aktor di film ini sangat patut diacungi dua jempol. Jaden Smith sangat berhasil berperan sebagai spoiled-city-kid yang sangat terganggu dengan pindahya keluarganya ke China. Jackie Chan yang sangat jarang memerankan peran serius pun berhasil memberikan maintenance sepanjang film kepada aksi-aksi Dre maupun Mr. Han. Sayangnya, peran Wenwen Han menjadi Mei Ying cukup mengganggu di awal. Karakterisasi yang sebenarnya sudah bagus agak menjadi mengganggu ketika Mei Ying berlaku jittering di tengah-tengah film. Pengembangan karakternya bagus. Memang besar hanya berfokus pada Dre dan Mr. Han. Pengembangannya terpisah per bagian, namun memang bagian itu untuk digunakan lagi di akhir-akhir film.

Yang paling hebat dalam film ini adalah Cheng. Muka super-annoying yang dia punya sangat membuat merasa annoyed. Sepanjang film, gue merasa “muka ni bocah cocok banget sama perannya. I wonder how he live in his usual life having face like that.”.

Seperti biasa, ada aja yang aneh dalam film. Adegan romantis yang ga diperluin ketika nonton wayang sungguh cukup mengganggu, mengingat film ini untuk semua umur. Tapi adegan romantis favorit di film ini ketika Dre ketemu bapaknya Mei Ying di rumah. Sungguh fun yet touching.

Overall, film ini dapet rating 7/10 dari gue. Karena dari plotting dia mengakhiri film ini di waktu yang tepat setelah klimaksnya. Apalagi buat yang suka film laga timur plus komedi yang sudah lama hengkang dari perfilman dunia, inilah film yang tepat buat anda!

Life will bring you down. It’s your choice whether to get back up or not.

So does watching movie :D

1 comment:

  1. Memang ini bukan film aksi sih. Jadi lebih ke dramanya. Dan bukan mengekspos ke karakter Mr. Han jadi fighting scenenya Chan cuma ada satu.

    Tapi ini salah satu film favorit gua tahun ini. :D

    ReplyDelete