Friday, July 9, 2010

Micmacs

Micmacs à tire-larigot, a truly artisan piece and mastermind, from the creator of Amelie!

(2009, Epithète Films, Jean-Pierre Jeunet. Dany Boon, Andre Dussollier, Nicolas Marie, Julie Ferrier. Comedy Crime 105 min)

Pour un film que de ne pas en plein essor, il souffle mon esprit lui-même (For one movie that not to booming, it blows up my mind itself). Dan maaf, gue pake google translate untuk bikin bahasa Prancis diatas. Toh Prancis kali ini tidak lolos ke perempat final piala dunia, mungkin benar kata teman saya bahwa “Prancis harus meng-kloning Zidane terlebih dahulu “ (Inu).

Sekilas tentang Prancis, negara yang indah dan nampaknya akan sulit buat gue untuk hidup disana, dimana makan banyak yang hambar, monotone, dan high-mannered. Tapi ternyata tidak begitu dengan film-filmnya. Salah satunya lihat saja Amelie (2001) dan Martyrs (2009) yang berhasil membuat gue terkagum-kagum dengan berbagai segi dari filmnya. Tentu saja keduanya punya sisi positif dan negatif yang berbeda. Namun tetep aja, gue punya kebahagiaan sendiri pas nontonnya.

Micmacs bercerita tentang Bazil (Dany Boon), penjaga toko DVD yang suatu hari tertembak oleh peluru nyasar, menyisakan penyakit dan peluru di kepala. Peluru di kepalanya merupakan senjata buatan sebuah perusahaan di Prancis. Saat kecil, ayah Bazil pun meninggal ditengah perang karena ranjau yang dibuat perusahaan saingan dari perusahaan pembuat peluru yang bersarang di kepala Bazil. Bersama kolega-koleganya yang memiliki kelebihan masing-masing, ia membalas dendam dengan cara yang sungguh-sungguh menarik dan otentik. Tidak biasa.

Ide cerita awalnya mungkin sudah ide yang terpikirkan jutaan filmmaker di dunia ini. Bukan sesuatu yang aneh bahwa seseorang akan membalaskan dendam atas kematian dan kemalangan yang menimpa dirinya. Namun seperti di Kick-Ass (2010), versi pembalasan dendam disini juga berbeda dari biasanya. Buat gue yang paling menarik dari awal adalah plotting dan karakterisasi yang diceritakan di sinopsisnya. Tidak menjelaskan filmnya dan memang harus ditonton dulu.

Genre kriminal yang disangkut-pautkan dengan komedi sudah sangat banyak, apalagi film-film kulit hitam Hollywood. Namun semuanya tetap saja mengisahkan drama pedih dibaliknya dan pembalasan dendam dengan kekonyolan yang seringnya rasis. Komedi kriminal di Micmacs memiliki jalan yang berbeda. Menurut gue inilah penyebab dia bisa stand-out dibanding film-film semacamnya.

Disutradarai, dibuat, dan diproduseri oleh Jean-Pierre Jeunet yang juga menyutradarai Amelie, film ini memiliki ciri yang sangat khas, sama seperti Amelie. Penonton yang seperti gue, yang pernah menonton Amelie juga, pasti sangat familiar dengan twisting cerita atau efek yang digunakan dalam film. Tentu saja ini merupakan titik kuat dari film-film JP Jeunet yang tidak banyak (Micmacs diproduksi hanya selang 1 film dari Amelie dengan kurun waktu 8 tahun).

Twist cerita yang banyak namun diceritakan secara padat dan cepat, juga pengenalan karakter yang solid, selalu mampu membuat gue terpana dan mengingat masing-masing karakternya serta pengembangannya. Seakan memang karakter-karakter itu hidup dan ada dalam dunia ini (mungkin memang ada sih). Seperti Calculette, Petit Pierre, Remington, dan sebagainya. Namun yang paling outstanding memang Bazil dan La Môme Caoutchouc (Julie Ferrier), atau elastic girl. Menurut gue dua orang ini punya emosi yang datar dalam film, namun mampu menarik perhatian sebegitu gede-nya ke gue. Lain halnya dengan duo boss perusahaan senjata, Marconi (Nicolas Marie) dan Fenouillet (Andre Dussolier). Tingkat emosional dan penggagahan karakternya sangat rumit dan tinggi, ketimbang Bazil yang dibikin oon dan Caoutchouc yang cukup lentur saja. Marconi sangat proud, tidak pedulian dan suka pamer, dengan Fenouillet yang suka mengoleksi benda-benda historical namun pelit, perhitungan, dan mudah panik.

Scoring dan lagu yang dipake di film ini cocok, sangat menyesuaikan dengan kondisi film dan alurnya. Mungkin ini juga ciri khas film Prancis dimana lagunya sendiri memang sudah khas, mendayu namun tegas. Pada ceritanya, klimaks di film ini bisa terjadi berkali-kali. Buat gue itu semua ada dari awal kecelakaan, prosesi penyusupan, dan semua cerita sabotase yang terjadi punya klimaksnya sendiri-sendiri. In a few words, I love all those part of the movie!

Gue gatau bagian mana yang mau gue cela. Kecuali dari segi cerita yang sebenernya biasa aja. Gue sendiri entah kenapa yakin kalo yang bikin adalah Hollywood dan sutradaranya bukan JP Jeunet, terus jadinya bukan film Prancis, film ini cuma akan jadi film hambar dengan rating ga sampe 5,5 di IMdB. Trust me, what worth it are the plot, the characteristic, and the seizure it gives you. Gue memberikan nilai tersendiri; 7,5 out of 10. Dan kalo kita mau menyisihkan cerita (bukan penceritaan) maka itu bisa gue naekin jadi 8,5 out of 10!

Whatever, you may experience different result, so why don’t you just watch it?

Since the start of the movie, I’m telling myself over and over again. This was work of a real artisan.

No comments:

Post a Comment