Thursday, January 7, 2010

Sex and the City

Sex and the City, Get Carrie-d Away.

(2008, New Line Cinema, Michael Patrick King. Sarah Jessica Parker, Kim Cattrall, Kristin Davis, Cynthia Nixon, Chris Noth, Jennifer Hudson. Drama Comedy 145 min)

Gue ngerasa gue gaakan pernah nonton film ini, apalagi tertarik dan nonton dengan sepenuh hati. Oke, ternyata memang harus menaruh praduga tak bersalah kalo mau nonton film, apapun filmnya kecuali untuk film kancut Indonesia. Sex and the City emang filmnya bener-bener girly banget, atau malah womanly banget. Tapi ternyata gue bisa enjoy dan ketawa nontonnya, meski amat sangat tidak memperhatikan dress-dress atau asesoris yang dibilang bagus. Yah, gue jelas lebih enjoy dan excited liat gadget 007 dibanding baju-baju branded mahal.

Sex and the City dilanjutkan dari serial TV yang judulnya sama yang selesai bertahun-tahun yang lalu. Bercerita tentang kehidupan empat orang cewe dengan karakter utama Carrie Bradshaw (Sarah Jessica Parker) yang ada di umur 40-an dan tinggal di New York. Carrie dan tiga sahabatnya, Charlotte (Kristin Davis), Samantha (Kim Cattrall), dan Miranda (Cynthia Nixon) udah tinggal di NY sejak 20 tahun yang lalu, sejak umur mereka 20-an dan mencari two L di NY, yaitu Label, dan Love. Jadi Label udah punya, tinggal Love sekarang.

Karakter cewek-cewek tadi di film ini tetep kuat, selain karena pemerannya adalah orang yang sama dengan serial, tapi penonton yang ga nonton serialnya pun bakal tetep ngeh akan sifat dan kategori si cewek-cewek ini ada dimana. Penjelasan singkat yang ada di awal film sangat sedikit membantu, namun justru kelakuan mereka dan kejadian yang ada sepanjang film menurut gue lebih menjelaskan tentang kepribadian dan masalah masing-masing.

Kisah persahabatannnya naik turun, bikin gue sedikit emosi tapi lebih banyak senengnya, sedikit heartwarming. Tapi love life nya memang bisa dibilang sedikit common but confusing, yang biasa tapi ruwet. Jadi bisa belajar sedikit demi sedikit dari film ini juga karena kisahnya cenderung nyata. Meski nyata disini adalah standar Amerika, bukan Indonesia.

Dari cerita-cerita yang ada, gue jadi bisa sedikit ngerti gimana ngeliat suatu hal dari sisi cewek, meskipun pada prakteknya tetep ga pengaruh di gue. Justru malah wondering, apa gue nanti bisa jadi pria kaya Mr. Big (Chris Noth) yang kayanya udah efisien banget di umur primetime nya. Atau malah jadi kaya Steve yang sedikit tipikal househusband?

Disini munculnya karakter baru yang gue suka, Louise (Jennifer Hudson) from St. Louis, menurut gue sangat tepat! Just like she (Carrie) said, there is no better time to hire an assistant, kehidupan dan principal Louise yang sebenarnya di film hanya dimunculin segelintir tapi jelas, akhirnya sangat berpengaruh sama ceritanya. Mungkin Michael Patrick King sebagai sutradaranya emang pengen bikin penonton kaya gue ini ngerti bahwa sesedikit apapun seseorang hadir dalam dunia lo, ga berarti dia itu ga berarti.

Banyak adegan-adegan porno yang lebay yang sebenernya ga perlu, tapi lumayan menghibur untuk remaja on the peak ages dan orang-orang yang sudah cukup umur yang sudah bener-bener mengerti kalo itu sebenernya memang ada hubungannya dalam cerita ini, bukan sekedar pamer aurat aja. Warna filmnya chic banget menurut gue, colourful tapi soft. Trus adegan-adegan yang gue suka (diluar adegan porno yang mungkin orang-orang akan bilang gue homo kalo gue bilang ga suka 100%), itu obrolan ringan Mr. Big dan Carrie di kasur sama di kloset, trus geblegnya si Charlotte waktu ketemu Mr. Big dan menggunakan opening line-nya.

So far, Sex and the City so good, untuk sebuah film chic yang beranjak woman, mungkin serialnya lebih bagus lagi. Tapi gaada salahnya kalo emang mau nonton untuk belajar sedikit gimana pola pikir cewek yang udah dewasa atau sebenarnya berlaku seperti remaja pada umumnya.

No comments:

Post a Comment