Wednesday, December 23, 2009

A Christmas Carol


A Christmas Carol

(2009, Walt Disney Pictures, Robert Zemeckis. Jim Carrey. Animation 98 minutes)

Sebelom nonton, gue hanya tau film ini dari saran temen-temen gue yang bilang film ini bagus. Oke, ketika memutuskan untuk menontonnya, gue hanya liat dari cover yang ada dari blitz. Hanya berpikir kalau ini adalah film natal hollywood yang seperti biasanya menghangatkan hati dengan drama keluarga. A Christmas Carol adalah film animasi, ternyata! *kalau ini memang gue yang bego*.

Ebenezer Scrooge. Hal-hal yang timbul di pikiran gue pertama kali ketika mendengar nama ini adalah Gober Bebek (or Uncle Scrooge in english) . Kaya, kikir, pelit, dan semacamnya. Dan memang, Ebenezer Scrooge ialah orang kaya yang pelit dan tidak peduli akan hari natal dan segala nilainya *macam gue tau aja apa nilainya*.

Dari awal kita bisa menebak cerita film ini, bahkan ini adalah sebuah cerita yang memang sudah tenar dimana-mana. Namun cerita klise ini lagi-lagi dikemas dengan alur semi-flashback yang sangat saya suka, dimana semua deskripsi mengenai apa siapa dan mengapa untuk karakter Ebenezer dan lainnya, seperti kenapa Ebenezer menjadi kikir dan hubungannya dengan seorang wanita yang ia temui waktu muda, dan apa yang membuat Ebenezer menjadi kehilangan semangat natalnya.

Awalnya gue ga nyangka kalo ini film animasi, karena memang animasinya mendekati real, mungkin lebih bagus dari film animasi Beowulf. Didukung dengan sinematografi yang mendukung, Robert Zemeckis si sutradara film ini ngebuat penonton seperti masuk kedalam filmnya karena alurnya cukup cepat dan mudah dimengerti meskipun semi-flashback. Karena biasanya flashback mengandung penjelasan-penjelasan dari adegan yang sudah ada. Meskipun ini film animasi buatan Disney, tapi ternyata setelah ditonton ini bukan konsumsi untuk anak-anak. Banyak adegan yang cukup serem dan ngga bagus, kaya munculnya spirits of christmas.

Banyak adegan-adegan ga penting dan menggelitik yang sebenernya penting dan menjadi koneksi antara cerita satu dengan lainnya, seperti ketika Ebenezer dikejar-kejar oleh salah satu spirit, atau melihat anak kecil yang bergantung di belakang kereta kuda.

Salah satu fakta yang saya shock adalah, pengisi suaranya dari orang-orang pentingnya Jim Carrey semua! Mungkin karena itulah dari awal cerita saya menebak-nebak, jadi siapa sih Jim Carrey? Jadi Ebenezer mungkin, tapi ga kedengeran khasnya Jim Carrey yang suka nyeleneh, atau yang lain? *ini salah satu efek menonton dan ga baca review atau liat referensi sama sekali*

Intinya, A Christmas Carol adalah sebuah kisah tentang natal yang sebenarnya tidak terlalu mengedepankan tradisi ke-natal-an, seperti sinterklas, berdoa, dan semacamnya. Tetapi banyak sekali hal-hal yang bisa kita dapat dari menonton film ini, pentingnya berbagi, kebersamaan, menolong sesama, dan semangat natal itu sendiri *yang gue juga kurang mengerti* yang justru kita dapet setelah nonton film ini. Jatuhnya lebih universal daripada judul A Christmas Carol itu sendiri. It’s not preferably enjoyable by some people, it should be enjoyable for everyone, even the one who don’t celebrate christmas itself. Enjoy!

No comments:

Post a Comment