Monday, October 11, 2010

Letters to Juliet




Letters to Juliet, the sweet revenge of classic cliche love story...
(2010, Summit Entertainment, Gary Winick. Amanda Seyfried, Vanessa Redgrave, Christopher Egan, Gael Garcia Bernal. Romance 105 min)

Amanda Seyfried!

Itulah satu-satunya alasan mengapa saya ngebela-belain nonton film ini. Amanda jarang banget main di film-film yang romantis, terakhir saya tau dia di Jennifer’s Body (2009) dan Chloe (2009) yang dua-duanya nggak ada yang ditonton karena keburu nggak niat nontonnya. Film ini adalah film yang akhirnya ditonton setelah terakhir kali nonton Sang Pencerah (2010) beberapa minggu yang lalu. Dan akhirnya merasa bahwa ada lagi film yang cukup menenangkan hati.

The sweet revenge of the classic cliche love story. And why did I choose those tagline?

Letters to Juliet menceritakan tentang Sophie (Amanda Seyfried), seorang fact-checker majalah New Yorker yang berlibur ke Verona bersama tunangannya yang seorang head cook yang sedang membuat restoran sendiri, Victor (Gael Garcia Bernal) sebelum mereka menikah dan malah disibukkan dengan restoran barunya itu. Di Verona Sophie menemukan sebuah dinding tempat curhat wanita dari berbagai penjuru dunia, yang dialamatkan pada Juliet. Kelanjutan ceritanya gimana? Sisanya adalah surprise factor, sebenarnya lebih baik anda tahu ceritanya cukup sampai disini apabila ingin menonton.

"Letters of Juliet"'s wall

Dengan alur yang solid dan lambat, Gary Winick membawa film ini dengan memainkan dialog dan ekspresi pemainnya. Tidak seperti Amanda yang biasanya, disini Sophie berakting cukup luwes dan cukup cocok dengan romantisme calon pasangan yang bertunangan. Dibandingkan aktingnya di Mean Girls(2004) sebagai Karen Smith (film pertama saya melihat Amanda), tentu saja ini sangat bertolak belakang. She’s absolutely not the usual pretty but stupid big-boobed blonde (although she still had those big boobs). Dalam film ini, Sophie digambarkan dengan pintar menjadi seseorang yang cukup smart untuk mengambil putusan-putusan yang membuat hidupnya perlahan berubah dalam film ini.

Sebaliknya, Gael yang menjadi lawan main Amanda malah bisa dibilang aktingnya cukup mengganggu di film ini, tidak seperti Charlie(Christopher Egan) yang sangat tempramental dan spontan dalam berkata, dan bisa terpeta jelas di mukanya apa yang sedang dirasakan, sepanjang kemunculannya di film ini. Jujur saja, sejak pertemuan pertama antara Sophie dengan Victor maupun Charlie, kita semua akan tahu bagaimana ujung film ini akan mungkin berakhir, minimal dua kemungkinan yang paling besar. Namun memang film ini berhasil dibalut dengan komedi-komedi santai dan tidak nakal maupun rasis yang cukup bisa membuat tertawa dengan baik.

"husbands are like wine, they take a long time to mature"

The magnificent things beside Amanda in this movie is the Academy Awards Winner for Best Actress in Supporting Role for a movie Julia (1977), Vanessa Redgrave. Dia bahkan lebih tua 8 tahun dari Indonesia namun sampai saat ini masih bisa berakting layaknya masih berumur 30-an, saat dia memerankan Julia itu. Dia memerankan Claire dengan sangat baik, benar-benar memberikan kesan seorang nenek yang sedang memiliki semangat dan api yang tinggi dalam hidupnya karena ingin menemukan harapan baru untuk melanjutkan hidup dengan penuh cinta. Tergambarkanlah pokoknya, dengan sempurna :D

Claire (Vanessa) and Sophie (Amanda).

Untungnya dengan nonton film ini di HD, memang bisa liat muka Amanda Seyfried yang cantik dengan sempurna. Baik dan bagusnya lagi, film ini nyaris tidak ada adegan BB17 (terkecuali kissing dihitung, yang berarti kalau diputar di televisi indonesia, keseluruhan opening title akan dipotong). Sebagai Drama Romance yang dibuat tahun 2010 ini, Letters to Juliet patut diacungi jempol karena tidak menggembar-gemborkan hal tersebut yang sekarang sudah sangat jarang tidak ada di film Hollywood (Minimal Topless biasanya). Soal musik, tak diragukan lagi bahwa saya tidak bisa menilai dengan baik. Namun secara keseluruhan musiknya enak didengar dan membawa flow kecuali bagian-bagian terakhir film.

Secara garis besar cerita, Letters to Juliet berjalan dengan sangat manis dan romantis! Banyak sekali adegan-adegan balkon yang menjadi titik klimaks film ini disajikan dengan sangat membutuhkan diabetasol (bukan iklan). Namun seperti yang ditulis di tagline di atas, bahwa memang romantisme adegan-adegan tersebut bukannya adegan yang belum pernah ada di film lain ataupun cerita romeo juliet. Klise, seperti ceritanya dan begitu juga dengan format plotting yang digunakan. Tapi film ini akan benar-benar membalaskan dendam anda yang memang sangat kangen film romantis unyu sweet yang akhir-akhir ini agak jarang keluar di bioskop (atau memang saya aja yang jarang nonton). Yang juga dibalut komedi-komedi yang cair.

Claire : "forgive me, where are my manners?"

Sophie : "you know, i've been wondering that since i met you"

Satu lagi yang menarik dari film ini adalah eksplorasi Verona dan Siena yang sangat indah. Verona tergambarkan sebagai sebuah kota yang aktif, namun sangat sedikit ada kendaraan bermotor lalu lalang. Benar-benar penuh dengan keberjalanan segala-sesuatu, namun tetap saja semua orang bebas bergerak karena sedikitnya kendaraan. Sebaliknya di Siena yang menawarkan pemandangan full hijau, garden dan taman-taman yang indah, membuat hati rileks ketika melihatnya.

Adegan favorit saya di film ini berada di adegan balkon di akhir-akhir klimaks film, ketika kadar gula darah sedang tinggi-tingginya. Karena memang banyak sekali dan terpikirkan sebuah cara yang klise, dan sebenarnya romantis, film ini mengajarkan bahwa yang penting bukanlah isinya, namun effort yang dikeluarkan yang penting.

Pokoknya, Letters to Juliet cukup patut ditonton untuk mereka yang kangen dengan drama romantis unyu yang bisa bikin nangis setelah atau ketika nonton. Untuk mereka yang kurang suka, jangan berkecil hati karena masih banyak film lainnya. I give 7,5 out of 10 for this movie!

"Dear Claire. "what" and "if", are two words as non-threatening as words can be. but put them together, side by side, and they have the power to haunt you for the rest of your life. What If?"

No comments:

Post a Comment