Wednesday, December 23, 2009

James Cameron's Avatar


Avatar, an all new world awaits...

(2009, Twentieth Century-Fox, James Cameron. Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver, Stephen Lang. Mix CGI Animation 162 min)

Oke, gue senang banget bisa nonton avatar. Tidak ada ekspektasi sama sekali sebelum nonton film ini. Hanya merasa bahwa “film ini akan bagus, yah at least standarnya James Cameron”, dan ternyata setelah mengalami berbagai macam siksaan di dalam bioskop, gue berubah pikiran. Film ini bagus.

Avatar didukung oleh teknologi luarbinasa canggih yang masih akan sangat lama sekali untuk bisa gue sentuh dalam film-making, real-like CGI animation dan RealD))3D. Keduanya sangat mendukung aspek dalam pembuatan dan pemutaran Avatar ini. Tanpa keduanya, film ini hanyalah film animasi biasa yang hanya masuk dalam standarisasi “cukup”, sama seperti kalo nonton Battle for Terra (2007).

Untuk yang belum tau, Avatar bercerita tentang perebutan sebuah tempat di sebuah planet, antara alien dan penghuni asli tempat itu. Antara Human dan bangsa Na’vi. Pemerannya adalah Jake Sully (Sam Worthington), marinir yang cacat namun beruntung untuk mengikuti sebuah program yang dinamakan avatar, dimana ini adalah program untuk menjadi bagian dari Na’vi itu sendiri. Jake bertemu dengan seorang putri Na’vi, Neytiri (Zoe Saldana) dan akhirnya menemui pilihan sulit, yang sekali lagi, kita akan bisa menebak apa yang dipilih oleh Jake.

Cerita di Avatar sungguh tidak terlalu luar biasa, banyak sekali plotting yang mudah ditebak. Yang luar biasa adalah gimana James Cameron berhasil memutarbalikkan hampir segalanya, membuat gue nganga-nganga “WAW” di banyak adegan, seperti film-film terdulunya juga, Terminator dan Titanic. Disini, Human-lah yang menjadi alien (sky people) bagi para Na’vi, penduduk asli dari Pandora. Dimana biasanya dalam film kita dibawa merasakan penderitaan terinvasi, sekarang kita menginvasi, dengan ga melupakan bahwa Na’vi yang sama sekali belom familiar dengan kita dapat dimasukkan dengan baik bahwa Na’vi memanglah penduduk pandora.

Penggambaran Pandora yang sangat imajinatif sekali, dan indah dipandang mata, bikin gue sendiri berimajinasi bagaimana rasanya kalo emang pandora jungle itu bisa ada. Gimana dunia dalam avatar adalah bumi yang sangat tidak berkeperibumian, hutan yang hidup, hewan superbesar, dan kondisi yang aneh serta absurd namun indah. Juga bagaimana Cameron berhasil masukin perasaan-perasaan manusia secara instinctive kedalam pergerakan dan adegan untuk manusia dan Na’vi itu sendiri. Dimana kita bakal dibikin ngerasa bahwa Na’vi juga manusia-manusia juga, tapi manusia ya manusia, kita harus memikirkan gimana kontinuitas hidup ras kita, tapi Na’vi juga begitu.

Yang gue bayangin setelah nonton film ini adalah gimana kalo avatar dibikin dengan cg 3d biasa, atau malah anime 2 dimensi. Yang terbayang adalah tidur selama 2 jam di bioskop. Tapi ternyata James dan tim nya berhasil menggabungkan antara orang beneran dengan CGI yang superb banget, jadi gue ngerasa mata ini bener-bener dimanjain. Ditambah gue nontonnya yang versi RealD 3D. Tapi sayangnya 3D nya itu mulai sia-sia di tengah-tengah film. Tapi Avatar bener-bener bikin sakit mata dan rahang. Karena seringnya mata dikucek dan mangapnya mulut gara-gara susah percaya gambarnya bagus.

Ada beberapa adegan yang menurut gue ga enak untuk ditonton. Haha. Tapi itu hanya pendapat gue dan beberapa orang yang nonton bareng gue sih, mungkin yang laen fine-fine aja dengan adegan-adegan biru itu. Atau justru suka, gue gatau deh.

Sayangnya disini kebudayaan Na’vi masih kurang diexplore. Tampaknya ini adalah mixture antara budaya Indian dan native menurut cerita game RPG. Masih terasa banget dominan indiannya, padahal mungkin kalo Na’vi dibuat lebih eksotis lagi, mungkin berdasar suku primitif indonesia, filmnya akan lebih variatif dan menaril. Tapi ga berarti ini kurang, ya cuma masuk taraf cukup.

Bagian-bagian yang buat gue menarik tuh eksplorasi pandora, learning on being Na’vi, terus WAR! Perangnya ngga ngebosenin dan monoton, justru cenderung memanfaatkan apapun yang ada dan ngga hanya mengandalkan teknologi CG biar adegannya keren aja. Oh iya ada juga adegan dimana para Na’vi seperti menari, dan tariannya setipe dengan salah satu gerakan dari tari Kecak! Gaul banget emang tari kecak, setelah The Fall, Avatar pun terinspirasi dari situ. (atau nggak?)

Overall, Avatar is a very enjoyable movie! Except for the uneasiness for using the 3D glasses, it was more than just cool. It’s briliantly cool! For me, with 9,5 for visual; 9 for scoring; 8 for story; 7 for plot; Avatar got 8,5 out of 10!

No comments:

Post a Comment